Minggu, 21 April 2013

DATA

    Data berasal dari DATUM yang berarti materi atau kumpulan fakta yang dipakai untuk keperluan suatu analisa, diskusi, presentasi ilmiah, atau tes statistik. Bila dilihat dari menurut asal sumbernya, data dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu data primer dan data sekunder. Sehingga setiap penelitan pasti memerlukan data sebagai bahan analisa. Menurut berbagai sumber lain, data dapat juga didefinisikan sebagai berikut:

•  Menurut kamus bahasa inggris-indonesia, data berasal dari kata datum yang berarti fakta

•  Dari sudut pandang bisnis, data bisnis adalah deskripsi organisasi tentang sesuatu (resources) dan kejadian (transactions)yang terjadi
 
•  Pengertian yang lain menyebutkan bahwa data adalah deskripsi dari suatu kejadian yang kita hadapi
intinya data itu adalah suatu fakta-fakta tertentu sehingga menghasilkan suatu kesimpulan dalam menarik suatu keputusan

PENGUMPULAN DATA

     Pengumpulan data adalah prosedur yang sistematis dan standar untuk memperoleh data yang diperlukan.
Ada beberapa hal penting yang perlu dipertimbangkan dalam pengumpulan data, yaitu :

a.  Alat pengumpulan data (instrument) haus sesuai dan mampu menghasilkan data yang diinginkan.

b.   Kualifikasi dan pengalaman pengumpulan data

c. Situasi lapangan sangat mempengaruhi kelancaran proses pengumpulan data.

Ada beberapa metode pengumpulan data, yaitu :

a.  Metode observasi
           Metode observasi adalah metode pengumpulan data dengan cara mengamati secara langsung di lapangan. Mengamati bukan hanya melihat, melainkan juga merekam, menghitung, mengukur, dan mencatat kejadian – kejadian yang berlangsung.
Bentuk – bentuk metode observasi antara lain :

1.  Berdasarkan keterlibatan penelitinya :
     • Observasi biasa
     • Observasi terkendali
     • Observasi terlibat (partisipasi)

2. Berdasarkan cara pengamatan :
    • Observasi tidak terstruktur
    • Observasi berstruktur

     Dalam melakukan suatu observasi, peneliti biasanya melengkapi diri dengan beberapa alat, antara lain: tape, recorder, kamera, dan film atau video.

b.  Metode wawancara
              Metode wawancara adalah metode pengumpulan data yang menggunakan cara Tanya jawab secara langsung bertatap muka dengan objek penelitian unuk memperoleh keterangan yang di inginkan.

Jenis – jenis metode wawancara antara lain :
       a.  Wawancara berencana
       b.  Wawancara tidak berencana
       c.  Wawancara tertutup
       d.  Wawancara terbuka 

Tahap – tahap yang dilakukan dalam pelaksanaan wawancara :

-  Tahap persiapan, meliputi seleksi objek, pendekatan kepada objek, dan mengembangkan suasana  lancer dalam wawancara.

-    Tahap pelaksanaan wawancara, meliputi menerangkan kegunaan dan tujuan penelitian, menjelaskan mengapa responden tersebut terpilih, menjelaskan institusi yang melakukan sifat wawancara (rahasia atau tidak) Sikap yang perlu diperhatikan oeh pewawancara dalam melakukan wawancara adalah bersikap netral, adil dan ramah kepada responden.

c. Metode kuesioner
       Metode kuesioner adalah metode pengumpulan data dengan cara memberikan (menyebarkan) kuesioner kepada responden. Kuesioner merupakan daftar pertanyaan yang lengkap dan terperinci. Kuesioner dapat diisi oleh responden itu sendiri atau dituliskan oleh pencatat (enumerator ) dalam suatu tatap muka. Kuesioner yang dituliskan oleh enumerator tadi disebut schedule.

d.  Metode khusus, yaitu metode proyektif dan metode sosiometri
       Metode kuesioner adalah metode pengumpulan data dengan cara memberikan (menyebarkan) kuesioner kepada responden. Kuesioner merupakan daftar pertanyaan yang lengkap dan terperinci. Kuesioner dapat diisi oleh responden itu sendiri atau dituliskan oleh pencatat (enumerator) dalam suatu tatap muka. Kuesioner yang dituliskan oleh enumerator tadi disebut schedule.
 
Metode khusus terdiri atas :

a.  Metode Proyektif, Yaitu metode yang dipergunakaan untuk mengumpulkan data mengenai arti suatu hal bagi seseorang dengan cara memperkirakan nilai–nilai, keinginan, kebutuhan, dan sikapnya kedalam perilaku ataupun objek di lua manusia itu sendri.

b.  Metode sosiometri, yaitu studi dan pengukuran tentang pilihan social, baik tentang pemilihan orang–orang, garis komunikasi, dan sebagainya dengan menggunakan kuesioner.

Skala pengukuran dapat dibedakan menjadi empat, yaitu ;

a. Skala nominal, merupakan pengukuran dengan menempatkan objek atau individu ke dalam kategori–kategori yang mempunyai perbedaan kualitatif

b. Skala ordinal, merupakan pengukuran yang menetapkan posisi atau kedudukan relative objek atau individu dalam hubungannya dengan suatu attribute tanpa menunjukkan jarak antara posisi- posisi tersebut.
 
c. Skala interval, merupakan skala pengukuran yang memberi jarak yang sama dari suatu titik asal yang tidak tetap.

d. Skala rasio, merupakan skal pengukuran yang menetapakan titik nol sejati dan jarak interval harus sama.

SAMPEL

    Sampel merupakan bagian dari populasi yang ingin diteliti; dipandang sebagai suatu pendugaan terhadap populasi, namun bukan populasi itu sendiri. Sampel dianggap sebagai perwakilan dari populasi yang hasilnya mewakili keseluruhan gejala yang diamati. Ukuran dan keragaman sampel menjadi penentu baik tidaknya sampel yang diambil.

CARA PENGAMBILAN SAMPEL

1. Acak (Random sampling) Artinya, setiap anggota dari populasi memiliki kesempatan dan peluang yang sama untuk dipilih sebagai sampel. Tidak ada intervensi tertentu dari peneliti.Masing-masing jenis dari pengambilan acak (probability sampling) ini memiliki kelebihan dan kelemahan tersendiri.

• Pengambilan acak sederhana 
(Simpel random sampling) Merupakan sistem pengambilan sampel secara acak dengan menggunakan undian atau tabel angka random. Kelebihan dari pemngambilan acak sederhana ini adalah mengatasi bias yang muncul dalam pemilihan anggota sampel, dan kemampuan menghitung standard error. Sedangkan,kekurangannya adalah tidak adanya jaminan bahwa setiap sampel yang diambil secara acak akan merepresentasikan populasi secara tepat.

• Pengambilan acak secara sistematis (Systematic random sampling) Merupakan sistem pengambilan sampel yang dilakukan dengan menggunakan selang interval tertentu secara berurutan. Kelebihan dari pengambilan acak secara sistematis ini adalah lebih praktis dan hemat dibanding dengan pengambilan acak sedderhana. Sedangkan, kekurangannya adalah tidak bisa digunakan pada penelitian yang heterogen karena tidak mampunya menangkap keragaman populasi heterogen.

• Pengambilan acak berdasar lapisan (Stratified random sampling) Merupakan sistem pengambilan sampel yang dibagi menurut lapisan-lapisan tertentu dan masing-masing lapisan memiliki jumlah sampel yang sama. Kelebihan dari pengambilan acak berdasar lapisan ini adalah lebih tepat dalam menduga populasi karena variasi pada populasi dapat terwakili oleh sampel. Sedangkan, kekurangannya adalah harus memiliki informasi dan data yang cukup tentang variasi populasi penelitian. Selain itu, kadang-kadang ada perbedaan jumlah yang besar antar masing-masing strata.

• Pengambilan acak berdasar area (Cluster sampling) Merupakan sistem pengambilan sampel yang dibagi berdasarkan areanya. Setiap area memiliki jatah terambil yang sama. Kelebihan dari pengambilan acak berdasar area ini adalah lebih tepat menduga populasi karena variasi dalam populasi dapat terwakili dalam sampel. Sedangkan, kekurangannya adalah memerlukan waktu yang lama karena harus membaginya dalam area-area tertentu.

2. Tidak acak (Non-random sampling)
Merupakan cara pengambilan sampel secara tidak acak dimana masing-masing anggota tidak memiliki peluang yang sama untuk terpilih anggota sampel. Ada intervensi tertentu dari peneliti dan biasa peneliti menyesuaikan dengan kebutuhan dan tujuan penelitiannya.

• Pengambilan sesaat (Accidental/haphazard sampling) Merupakan teknik pengambilan sampel yang dilakukan dengan tiba-tiba berdasarkan siapa yang ditemui oleh peneliti. Misalnya, reporter televisi mewawancarai warga yang kebetulan sedang lewat. Kelebihan dari pengambilan sesaat ini adalah kepraktisan dalam pemillihan anggota sampel. Sedangkan, kekurangannya adalah belum tentu responden memiliki karakteristik yang dicari oleh peneliti.

• Pengambilan menurut jumlah (Quota sampling) Merupakan pengambilan anggota sampel berdasarkan jumlah yang diinginkan oleh peneliti. Kelebihan dari pengambilan menurut jumlah ini adalah praktis karena jumlah sudah ditentukan dari awal. Sedangkan, kekurangannya adalah bias, belum tentu mewakili seluruh anggota populasi.

• Pengambilan menurut tujuan (Purposive sampling) Merupakan pemilihan anggota sampel yang didasarkan atas tujuan dan pertimbangan tertentu dari peneliti. Kelebihan dari pengambilan menurut tujuan ini adalah tujuan dari peneliti dapat terpenuhi. Sedangkan, kekurangannya adalah belum tentu mewakili keseluruhan variasi yang ada.

• Pengambilan beruntun (Snow-ball sampling) Merupakan teknik pengambilan sampel yang dilakukan dengan sistem jaringan responden. Mulai dari mewawancarai satu responden. Kemudian, responden tersebut akan menunjukkan responden lain dan responden lain tersebut akan menunjukkan responden berikutnya. Hal ini dilakukan secara terus-menerus sampai dengan terpenuhinya jumlah anggota sampel yang diingini oleh peneliti. Kelebihan dari pengambilan beruntun ini adalah bisa mendapatkan responden yang kredibel di bidangnya. Sedangkan, kekurangannya adalah memakan waktu yang cukup lama dan belum tentu mewakili keseluruhan variasi yang ada.

VARIABEL

    Variabel adalah suatu peubah penelitian yang dapat diukur. Variabel juga dapat didefinisikan sebagai atribut seseorang yang atau objek yang mempunyai variasi antara satu orang dengan yang lain atau suatu objek dengan objek yang lain. Dalam penelitian, setelah memperoleh pengertian tentang konsep dan definisi operasional variabel, langkah berikutnya adalah menentukan variabel yang memiliki hubungan antar variabel yang satu dengan variabel lain.

MACAM-MACAM VARIABEL

Berikut adalah macam-macam variabel dan bisa dibedakan menjadi :
a. Variabel Independent. Variable independent atau variable bebas, atau peubah bebas sering juga disebut dengan variabel stimulus, atau predictor, atau variabel antecedent. Jika diterjemahkan dalam bahasa Indonesia, variabel independent disebut juga sebagai peubah bebas. Peubah bebas ini adalah merupakan peubah yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab terjadinya perubahan terhadap peubah tak bebas. Atau yang menyebabkan terjadinya variasi bagi peubah tak bebas (variabel dependent).

b. Variabel Dependent. Variabel dependent, dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai peubah tak bebas, variabel output, criteria, atau konsekuen. Variabel ini sering disebut sebagai peubah tak bebas, atau variabel terikat. Variable terikat atau peubah tak bebas ini merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variable sebab atau peubah bebas.

c. Varibel Moderator. Variabel moderator adalah peubah yang mempengaruhi (memperkuat atau memperlemah) hubungan antara variabel independent dengan variabel dependent. Variabel ini sering disebut juga sebagai peubah bebas kedua. Bila suami istri mempunyai anak, maka anak dapat disebut sebagai variabel moderator, karena dapat memperkuat hubungan emosional antara suami dan istri

d. Variabel Intervening. Variabel intervening adalah peubah yang secara teoritis mempengaruhi (memperlemah dan memperkuat) hubungan antara variabel independent (peubah bebas) dengan variable dependent (peubah terikat), akan tetapi tidak dapat diamati dan diukur secara matematis.

e. Variabel Kontrol. Variabel kontrol adalah peubah yang dikendalikan atau dibuat konstan sehingga pengaruh variabel independent (peubah bebas) terhadap variabel dependent (peubah tak bebas) tidak dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diamati. Variabel kontrol ini sering digunakan dalam penelitian komparatif, yang bersifat melakukan perbandingan.

Sumber:
http://id.wikipedia.org/wiki/Data
http://id.shvoong.com/social-sciences/sociology/2225233-cara-mengumpulkan-data-penelitian/#ixzz2R4seLf00
http://id.wikipedia.org/wiki/Sampel
http://subliyanto.blogspot.com/2010/04/variabel-dan-hipotesis-penelitian.html
 
Nama    : Nur Mawardi Juli K
NPM    : 25110136
Kelas    : 3KB04
Bahasa Indonesia 2#

Senin, 15 April 2013

HIPOTESIS
 
    Hipotesis berasal dari bahasa Yunani: hypo = di bawah; thesis = pendirian, pendapat yang ditegakkan, kepastian. Artinya, hipotesa merupakan sebuah istilah ilmiah yang digunakan dalam rangka kegiatan ilmiah yang mengikuti kaidah-kaidah berfikir biasa, secara sadar, teliti, dan terarah. Dalam penggunaannya sehari-hari hipotesa ini sering juga disebut dengan hipotesis, tidak ada perbedaan makna di dalamnya. Ketika berfikir untuk sehari-hari, orang sering menyebut hipotesis sebagai sebuah anggapan, perkiraan, dugaan, dan sebagainya.  Hipotesis juga berarti sebuah pernyataan atau proposisi yang mengatakan bahwa di antara sejumlah fakta ada hubungan tertentu.
    Hipotesis atau hipotesa adalah jawaban sementara terhadap masalah yang masih bersifat praduga karena masih harus dibuktikan kebenarannya. Proposisi inilah yang akan membentuk proses terbentuknya sebuah hipotesis di dalam penelitian, salah satu di antaranya, yaitu penelitian sosial. Proses pembentukan hipotesis merupakan sebuah proses penalaran, yang melalui tahap-tahap tertentu. Hal demikian juga terjadi dalam pembuatan hipotesis ilmiah, yang dilakukan dengan sadar, teliti, dan terarah. Sehingga, dapat dikatakan bahwa sebuah Hipotesis merupakan satu tipe proposisi yang langsung dapat diuji.

Cara Merumuskan Hipotesis yang baik
    Cara merumuskan Hipotesis  ialah dengan tahapan sebagai berikut: rumuskan Hipotesis penelitian, Hipotesis operasional, dan Hipotesis statistik.

•    Hipotesis penelitian
    Hipotesis penelitian ialah Hipotesis yang kita buat dan dinyatakan dalam bentuk kalimat.
Contoh:
-  Ada hubungan antara gaya kepempininan dengan kinerja pegawai
-  Ada hubungan antara promosi dan volume penjualan.

•    Hipotesis operasional (1)
       Hipotesis operasional ialah mendefinisikan Hipotesis secara operasional variable-variabel yang ada didalamnya agar dapat dioperasionalisasikan.
-   Misalnya “gaya kepemimpinan” dioperasionalisasikan sebagai cara memberikan instruksi terhadap bawahan.
-    Kinerja pegawai dioperasionalisasikan sebagai tinggi rendahnya pemasukan perusahaan.
 
•    Hipotesis operasional (2)
          Hipotesis operasional dijadikan menjadi dua, yaitu Hipotesis 0 yang bersifat netral dan Hipotesis 1 yang bersifat tidak netral Maka bunyi Hipotesisnya:
-  H0: Tidak ada hubungan antara cara memberikan instruksi terhadap bawahan dengan tinggi–rendahnya pemasukan perusahaan
-   H1: Ada hubungan antara cara memberikan instruksi terhadap bawahan dengan tinggi – rendahnya pemasukan perusahaan.
 
•    Hipotesis statistik
     Hipotesis statistik ialah Hipotesis operasional yang diterjemahkan kedalam bentuk angka-angka statistik sesuai dengan alat ukur yang dipilih oleh peneliti.
Dalam contoh ini asumsi kenaikan pemasukan sebesar 30%, maka Hipotesisnya berbunyi sebagai berikut:
- H0: P = 0,3
- H1: P m0,3

Ciri-ciri Hipotesis
    Satu hipotesis dapat diuji apabila hipotesis tersebut dirumuskan dengan benar. Kegagalan merumuskan hipotesis akan mengaburkan hasil penelitian. Meskipun hipotesis telah memenuhi syarat secara proporsional, jika hipotesis tersebut masih abstrak bukan saja membingungkan prosedur penelitian, melainkan juga sukar diuji secara nyata.
Untuk dapat memformulasikan hipotesis yang baik dan benar, sedikitnya harus memiliki beberapa ciri-ciri pokok, yakni:
1.    Hipotesis diturunkan dari suatu teori yang disusun untuk menjelaskan masalah dan dinyatakan dalam proposisi-proposisi. Oleh sebab itu, hipotesis merupakan jawaban atau dugaan sementara atas masalah yang dirumuskan atau searah dengan tujuan penelitian.
2.    Hipotesis harus dinyatakan secara jelas, dalam istilah yang benar dan secara operasional. Aturan untuk, menguji satu hipotesis secara empiris adalah harus mendefinisikan secaraoperasional semua variabel dalam hipotesis dan diketahui secara pasti variabel independen dan variabel dependen.
3.    Hipotesis menyatakan variasi nilai sehingga dapat diukur secara empiris dan memberikan gambaran mengenai fenomena yang diteliti. Untuk hipotesis deskriptif berarti hipotesis secara jelas menyatakan kondisi, ukuran, atau distribusi suatu variabel atau fenomenanya yang dinyatakan dalam nilai-nilai yang mempunyai makna.
4.    Hipotesis harus bebas nilai. Artinya nilai-nilai yang dimiliki peneliti dan preferensi subyektivitas tidak memiliki tempat di dalam pendekatan ilmiah seperti halnya dalam hipotesis.
5.    Hipotesis harus dapat diuji. Untuk itu, instrumen harus ada (atau dapat dikembangkan) yang akan menggambarkan ukuran yang valid dari variabel yang diliputi. Kemudian, hipotesis dapat diuji dengan metode yang tersedia yang dapat digunakan untuk mengujinya sebab peneliti dapat merumuskan hipotesis yang bersih, bebas nilai, dan spesifik, serta menemukan bahwa tidak ada metode penelitian untuk mengujinya. Oleh sebab itu, evaluasi hipotesis bergantung pada eksistensi metode-metode untuk mengujinya, baik metode pengamatan, pengumpulan data, analisis data, maupun generalisasi.
6.    Hipotesis harus spesifik. Hipotesis harus bersifat spesifik yang menunjuk kenyataan sebenarnya. Peneliti harus bersifat spesifik yang menunjuk kenyataan yang sebenarnya. Peneliti harus memiliki hubungan eksplisit yang diharapkan di antara variabel dalam istilah arah (seperti, positif dan negatif). Satu hipotesis menyatakan bahwa X berhubungan dengan Y adalah sangat umum. Hubungan antara X dan Y dapat positif atau negatif. Selanjutnya, hubungan tidak bebas dari waktu, ruang, atau unit analisis yang jelas. Jadi, hipotesis akan menekankan hubungan yang diharapkan di antara variabel, sebagaimana kondisi di bawah hubungan yang diharapkan untuk dijelaskan. Sehubungan dengan hal tersebut, teori menjadi penting secara khusus dalam pembentukan hipotesis yang dapat diteliti karena dalam teori dijelaskan arah hubungan antara variabel yang akan dihipotesiskan.
7.    Hipotesis harus menyatakan perbedaan atau hubungan antar-variabel. Satu hipotesis yang memuaskan adalah salah satu hubungan yang diharapkan di antara variabel dibuat secara eksplisit.

Macam-macam Hipotesis
    Pada umumnya hipotesis dirumuskan untuk menggambarkan hubungan dua variable akibat. Namun demikian, ada hipotesis yang menggambarkan perbandingan satu variable dari dua sample.

Ada dua jenis hipotesis yang digunakan dalam penelitian
1.    Hipotesis Kerja, atau disebut denagn hipotesis alyernatif, disingkat Ha. Hipotesis keraj menyatakan adanya hubunagn antara variable X dan Y, atau adanya perbedaan antara dua kelompok
Rumusan hipotesis kerja :
a.    Jika………..maka…………..
       Contoh :jika orang banyak makan, maka berat badannya naik
b.    Ada perbedan antara…………..dan……….
      Contoh : Ada perbedaan antara penduduk kota dan penduduk   desa dalam cara berpakaian.
c.    Ada pengaruh ………….terhadap………….
       Contoh: Ada pengaruh makanan terhadap berat badan

2.    Hipotesis Nol (null hypotesis) disingkat ho
          Sering disebut juga hipotesis statistic, karena biasanya dipakai dalam penelitian yang bersifat statistic, yaitu diuji dengan perhitungan statistic. Hipotesis nol menyatakan perbedaan antara dua variable, atau tidak adnya pengaruh variable x terhadap variable y.

Sumber:
http://id.wikipedia.org/wiki/Hipotesis
http://iimmelina.wordpress.com/2010/04/12/hipotesis/


Nama    : Nur Mawardi Juli K
NPM    : 25110136
Kelas    : 3KB04
Bahasa Indonesia 2# (Tugas 5)

Minggu, 07 April 2013

METODE ILMIAH


Pengertian Metode Ilmiah
Metode ilmiah atau proses ilmiah (bahasa Inggris: scientific method) merupakan proses keilmuan untuk memperoleh pengetahuan secara sistematis berdasarkan bukti fisis. Ilmuwan melakukan pengamatan serta membentuk hipotesis dalam usahanya untuk menjelaskan fenomena alam. Prediksi yang dibuat berdasarkan hipotesis tersebut diuji dengan melakukaneksperimen. Jika suatu hipotesis lolos uji berkali-kali, hipotesis tersebut dapat menjadi suatu teori ilmiah. Penelitian ilmiah berfokus pada metode yang kokoh untuk mengidentifikasi permasalahan, mengumpulkan data, menganalisis data dan menarik kesimpulan yang valid. Penelitian ilmiah bersifat lebih obyektif karena tidak berdasarkan pada perasaan, pengalaman dan intuisi peneliti semata yang bersifat subyektif. Penelitian iliah melibatkan theory construction dan theory verification. Konstruksi teori yang akan digunakan untuk mengembangkan suatu hipotesis yang relevan dengan struktur teorinya. Selanjutnya dengan menggunakan fakta, maka hipotesis tersebut diuji secara empiris.

Unsur Metode Ilmiah
Unsur utama metode ilmiah adalah pengulangan empat langkah berikut:
1. Karakterisasi (pengamatan dan pengukuran)
2. Hipotesis (penjelasan teoretis yang merupakan dugaan atas hasil pengamatan dan pengukuran)
3. Prediksi (deduksi logis dari hipotesis)
4. Eksperimen (pengujian atas semua hal di atas)

Karakterisasi
Metode ilmiah bergantung pada karakterisasi yang cermat atas subjek investigasi. Dalam proses karakterisasi, ilmuwan mengidentifikasi sifat-sifat utama yang relevan yang dimiliki oleh subjek yang diteliti. Selain itu, proses ini juga dapat melibatkan proses penentuan (definisi) dan pengamatan-pengamatan yang dimaksud seringkali memerlukan pengukuran dan perhitungan yang cermat. Proses pengukuran dapat dilakukan terhadap objek yang tidak dapat diakses atau dimanipulasi seperti bintang atau populasi manusia. Hasil pengukuran secara ilmiah biasanya ditabulasikan dalam tabel. Digambarkan dalam bentuk grafik atau dipetakan dan diproses dengan penghitungan statistika seperti korelasi dan regresi.
Umumnya terdapat empat karakteristik penelitian ilmiah :
1.    Sistematik
Berarti suatu penelitian harus disusun dan dilaksanakan secara berurutan sesuai pola dan kaidah yang benar, dari yang mudah dan sederhana sampai yang kompleks.
2.    Logis
Suatu penelitian dikatakan benar bila dapat diterima akal dan berdasarkan fakta empirik. Pencarian kebenaran harus berlangsung menurut prosedur atau kaidah bekerjanya akal yaitu logika. Prosedur penalaran yang dipakai bias dengan prosedur induktif yaitu cara berpikir untuk menarik kesimpulan umum dari berbagai kasus individual (khusus), atau prosedur deduktif yaitu cara berpikir untuk menarik kesimpulan yang bersifat khusus dari pernyataan yang bersifat umum.
3.    Empirik
Artinya suatu penelitian yang didasarkan pada pengalaman sehari-hari, yang ditemukan atau melalui hasil coba-coba yang kemudian diangkat sebagai hasil penelitian. Landasan empirik ada tiga yaitu :
a. Hal-hal empirik selalu memiliki persamaan dan perbedaan (ada penggolongan atau perbandingan satu sama lain).
b. Hal-hal empirik selalu berubah-ubah sesuai dengan waktu.
c. Hal-hal empirik tidak bisa secara kebetulan,melainkan ada penyebabnya.
4.    Replikatif
Artinya suatu penelitian yang pernah dilakukan harus di uji kembali oleh peneliti lain dan harus memberikan hasil yang sama bila dilakukan dengan metode, kriteria, dan kondisi yang sama. Agar bersifat replikatif, penyusunan definisi operasional variable menjadi langkah penting bagi seorang peneliti.

Langkah-Langkah metode ilmiah
Langkah-langkah yang terdapat pada metode ilmiah antara lain:
1. Memilih dan mendefinisikan masalah
2. Survey terhadap data yang tersedia
3. Memformulasikan hipotesa
4. Membangun kerangka analisa serta alat-alat dalam menguji    hipotesa
5. Mengumpulkan data primer
6. Mengolah, menganalisa serta membuat interpretasi
7. Membuat generalisasi dan kesimpulan
8. Membuat laporan

Pelaksanaan metode ini meliputi enam tahap, yaitu :
1. Merumuskan masalah.
2. Mengumpulkan keterangan, yaitu segala informasi yang mengarah dan dekat pada pemecahan masalah. Sering juga disebut mengkaji teori atau kajian pustaka.
3. Menyusun hipotesis yang merupakan kesimpulan sementara yang berdasarkan data atau keterangan yang diperoleh selama observasi atau telaah pustaka.
4. Menguji hipotesis dengan melakukan percobaan atau penelitian.
5. Mengolah data (hasil) percobaan dengan menggunakan metode statistic untuk menghasilkan kesimpulan. Hasil penelitian dengan metode ini adalah data yang objektif, tidk dipengaruhi subyektifitas ilmuwan peneliti dan universal.
6. Menguji kesimpulan untuk meyakinkan kebenaran hipotesis melalui hasil percobaan dan perlu juga dilakukan uji ulang. Apabila hasil uji mendukung hipotesis, maka hipotesis itu bias menjadi kaidah (hukum) dan bahkan menjadi teori.

Sumber:
http://id.wikipedia.org/wiki/Metode_ilmiah
http://id.wikipedia.org/wiki/Metode_ilmiah#Karakterisasi
http://charensha.wordpress.com/2011/02/23/pengertian-metode-ilmiah/
http://gibranngeblues-zonaterbaru.blogspot.com/2011/10/5-langkah-langkah-metode-ilmiah.html

Nama : Nur Mawardi Juli K
NPM : 25110136
Kelas : 3KB04
Bahasa Indonesia 2 # (Tugas 4)